NAMA : OKA
KELAS : 4IA04
NPM : 50406846
*TUGAS KOMPUTASI MODERN*
Distributed Computing, Grid Computing, Cloud Computing
• Distributed Computing :
Dalam memahami komputasi terdistribusi (distributed computing) dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu defenisi sederhana dari komputasi terdistribusi adalah proses berjalannya sebuah aktifitas komputasi yang dilakukan oleh lebih dari satu komputer yang berbeda. Pemahaman lain tentang komputasi terdistribusi adalah sebuah distribusi sebagian dari sebuah sistem informasi melalui banyak sistem komputer di banyak lokasi (Burd: 2003) Sekarang ini banyak sekali produk-produk yang pasarkan juga telah banyak proyek yang mengembangkan apa yang disebut Komputasi Terdistribusi ini, yaitu pengembangan sebuah arsitektur system yang menciptakan adanya distribusi proses data antar jaringan system yang tersambung. Sebagai contoh proyek adalah proyek Seti@Home, sebuah proyek yang berupaya mengungkap adanya kehidupan yang centas (ET) di luar angkasa. Proyek lain yang dikembangkan saat ini dan dikembangkan dengan metode komputasi terdistribusi ( Brain H.Rudal, 2005), diantaranya;
a. Einstain@home, sebuah proyek yang mengungkap tentang teori Einstain tentang grafitasi serta hokum relativitas yang sampai saat ini belum bisa dibuktikan;
b. Brain Fingerprinting, sebuah proyek amerika yang akan membuat system yang dapat mengungkap informasi yang ada pada otak manusia;
c. Climate model forecast future, ini merupakan proyek yang akan memproyeksikan kondisi cuaca dunia akibat efek rumah kaca. Dengan system ini kondisi cuaca bumi hingga setengah abad kemudian dapat segera diprediksi.
Komputasi terdistribusi ini banyak diminati disebabkan metode ini lebih efiein, yaitu memanfaatkan kondisi idle/diamnya sebuah proses kerja CPU, media penyimpanan yang terdapat pada ratusan maupun ribuan sistem komputer yang terkoneksi yang bekerja bersama-sama menyelesaikan satu pekerjaan. Walaupun masih banyak kelemahan, seperti terbatasnya aplikasi untuk kompilasi, maupun 'bottleneck' pada jalur bandwith, ditambah lagi masalah keamanan serta standarisasi juga merupakan masalah lain yang tidak dapat diabaikan.
• Grid Computing :
Grid computing merupakan sebuah sistem komputasi terdistribusi, yang memungkinkan seluruh sumber daya (resource) dalam jaringan, seperti pemrosesan, bandwidth jaringan, dan kapasitas media penyimpan, membentuk sebuah sistem tunggal secara vitual. Seperti halnya pengguna internet yang mengakses berbagai situs web dan menggunakan berbagai protokol seakan-akan dalam sebuah sistem yang berdiri sendiri, maka pengguna aplikasi Grid computing seolah-olah akan menggunakan sebuah virtual komputer dengan kapasitas pemrosesan data yang sangat besar.
Konsep Grid computing pertama kali dieksplorasi pada tahun 1995 melalui eksperimen yang dikenal sebagai I-WAY, dimana jaringan berkecepatan tinggi digunakan untuk menghubungkan dalam waktu singkat, suber daya yang sifatnya high-end pada 17 situs di sepanjang Amerika bagian Utara. Selepas aktifitas ini, berkembang pula sejumlah proyek penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teknologi inti Grid computing untuk hal-hal yang lebih "produktif" bagi berbagai komunitas dan disiplin keilmuan. Tidak kurang dari badan bernama National Technology Grid bentukan US National Science Foundation (Lembaga Ilmu Pengetahuan AS), yang bekerjasama dengan Information Power Grid dari NASA (badan luar angkasa Amerika Serikat), bersama-sama membentuk sebuah infrastruktur Grid computing untuk melayani kegiatan para peneliti di NASA maupun berbagai universitas di Amerika Serikat.
perbedaan antara Distributed Computing versus Grid Computing?
Pada dasarnya kedua trend ini komputasi terdistribusi dan komputasi terkoneksi (grid computing) berjalan bersamaan, tergantung bagaimana cara melihat dan memahaminya. Pada kondisi pasar yang ada saat ini, kedua terminology tersebut saling tumpang tindih, dimana komputasi terdistribusi merupakan bagian dari komputasi terkoneksi. Terminology komputasi terkoneksi diambil berdasarkan sebuah scenario ideal dimana mata rantai pekerjaan CPU dan penyimpanan jutaan system antar fungsi jaringan di dunia dapat diakses oleh siapapun yang membutuhkannya secara mudah, fleksible dan siap saji. Hal ini tak ubahnya perusahaan listrik dalam membagikan koneksi listrik kepada pengunanya. Sun Microsystem mendefisikan komputasi terkoneksi sebagai sebuah infrastruktur perangkat keras dan lunak yang dapat menyediakan akses kemampuan komputasi secara konsisten, canggih dan murah. Komputasi terkoneksi juga dapat meliputi PC desktop, tapi dalam hal ini lebih berkosentrasi pada workstation yang lebih kuat, atau server, atau mungkin mainframe dan supercomputer yang bekerja seharian guna menyelesaikan satu masalah. Sehingga komputasi terkoneksi ini cenderung dipahami sebagai system yang berdedikasi (dedicated), dan penggunaan utamanya untuk pekerjaan yang berbeda. Dalam skala yang lebih luas, komputasi terdistribusi dengan berbagai macam bentuknya dapat diartikan sebagai sumber dari sekumpulan ratusan, ribuan PC end-user, dimana masing-masing memiliki kekurangan memory dan kekuatan proses pengolahan, dimana tujuannya bukan semata-mata mendistribusi tugas komputasi, tetapi adalah pelayanan terhadap pengguna(user). Namun kedua jenis konsep ini jangan dilakukan secara massif, perlu dilakukan pembatasan CPU baik pada level group, divisi, departemen dalam sebuah perusahaan. Dalam implementasinya di lapangan, terdapat jenjang dan bentuk dari arsitektur komputasi terdistribusi, Client-Server Architecture, Peer-to-peer Architecture dan N-Layer Client-Server Achitekture.
• Could computing :
Cloud computing sebenarnya merupakan sebuah konsep teknologi baru pada saat ini yang memungkinkan para pengguna IT atau lebih dikenal dengan istilah user, untuk menggunakan produk-produk IT dalam bentuk sebuah service, dengan konsep ini perusahaan atau organisasi pengguna service tidak perlu lagi memikirkan infrastruktur teknologi, men-training tenaga ahli, atau membeli lisensi sebuah software. Dengan cloud computing, perusahaan atau organisasi cukup berlangganan satu atau lebih service yang dibutuhkan dengan pembayaran dilakukan per service melalui Internet. Berikut ini beberapa breakdown dari pengertian cloud computing diatas.
1. SAAS (Software As A Service), merupakan konsep dimana perusahaan penyedia jasa (provider) memiliki sebuah aplikasi yang bisa digunakan oleh banyak client, dengan ini client tidak perlu menyiapkan sebuah server dan membeli lisensi software, mereka cukup membeli service dari aplikasi tersebut, tentu saja hal ini akan memangkas biaya operasional perusahaan.
2. Utility Computing, cloud computing jenis ini menawarkan sebuah solusi dalam bentuk virtual server dan jasa penyimpanan data (storage data center).
3. Web Services In The Cloud, merupakan jenis cloud computing yang menyedikan service APIs yang bisa digunakan oleh para developer untuk membangun sebuah aplikasi, contohnya: Google Maps, ADP Payroll Processing, the U.S Postal Service, Bloomberg, etc..
4. Platform As A Service, merupakan jenis cloud computing yang menyedikan service berupa application development environment, yaitu sebuah lingkungan pengembangan aplikasi dimana pengembang bisa menjalankan aplikasinya di server provider dan diserahkan kepada client-nya melalui Internet.
5. MSP (Manage Service Provider), yaitu merupakan service untuk melakukan manajemen terhadap aplikasi yang digunakan oleh cloud computing. Dengan service ini, manajemen aplikasi akan menjadi lebih mudah, karena dilakukan pada satu aplikasi yang digunakan oleh banyak user, sehingga bisa lebih focus, contohnya: scanning virus, spam dan lain sebagainya.
6. Service Commerce Platforms, yaitu merupakan sebuah hybrid SaaS and MSP. Service ini menghubungkan antara satu user dengan user lainya, jika diibaratkan dalam sebuah jaringan komputer, service ini bertindak sebagai hub yang menguhubungkan satu client dengan client lainnya. Service ini banyak digunakan dalam lingkungan perdagangan.